(Sebelum) Jalan-jalan ke Parepare

Langsung saya terkejut kenapa tidak akan ketemu lagi Azizah. Azizah adalah sahabat saya yang baik mau pulang ke Palu, karena bapaknya lagi di rumah sakit. Waktu itu, bapaknya lagi cuci piring. Ada gelas yang bapaknya cuci terjatuh dan pecah. Buruknya, kaca belingnya menusuk urat kaki bapaknya, lalu dimasukkan ke rumah sakit Palu. Tapi di sana tidak bisa ditangani. Terus dimasukkan ke rumah sakit internasional Manado. Sekarang sudah sembuh, hanya perlu pengobatan lagi sedikit. Tapi bapaknya Azizah sendirian di rumah sakit. Jadi harus ditemani. Azizah harus pulang bersama keluarganya. Apalagi mamanya Azizah pulang bersama adik-adiknya. Tapi Azizah pasti senang juga karena dia sudah mau pulang ke kampung halamannya.

Saya langsung bilang padanya, "Cerita selengkapnya nanti di dalam rumah saja." 

Azizah dengan Aini pun langsung pergi cuci tangan pakai sabun, lalu kami pun pergi duduk di dalam toko buku lalu cerita-cerita. Akhirnya Azizah memberikan sebuah buku tulis pada saya. Dia menyuruh saya melihat isinya. Saya pun membuka isi bukunya. Isinya semua salam perpisahahan dan nama-nama kami dengan nama-nama geng Blackpink sama puisi. Ada juga semacam quiz. 

Saya bilang, ini hadiah yang sangat bagus dari Azizah. Azizah bilang bahwa itu pasti hadiah jelek sedunia. 

"Tapi kamu bilang bagus karena tidak mau menyinggung perasaan saya," kata Azizah,  sambil merendahkan suaranya. 

"HADIAH YANG PALING BAGUS SEDUNIA!" teriak saya, bersamaan dengan Aini. 

Papi masuk ke toko buku lalu meyuruh saya dengan Azizah dan Aini untuk duduk di depan teras. Saya ajak Azizah dan Aini untuk duduk di depan teras. Kami duduk di lantai. Kami akan duduk untuk sementara waktu. Kalau kakak-kakak sudah berangkat, baru kami duduk di kursi. 

Setengah jam kemudian Papi sudah mau pergi ke Parepare. 

Aini langsung bertanya pada saya apa saya tidak pergi berangkat ke Parepare bersama Papi sama Mami. 

"Kalau saya sebentar sore berangkat bersama Mami, dengan ada orang namanya Kak Dian sama Kak Appang," jawab saya tegas pada Aini.

Papi pun pamit pada Mami dan saya. Tapi pas melihat Azizah sama Aini, Papi salam dua kali lagi.

"Azizah, Om pergi dulu, ya. Azizah sudah mau pulang ya ke Palu nanti tanggal 10? Sampai nanti lagi, ya Azizah. Sama siapa yang satunya lagi?" tanya Papi pada saya sambil memenjamkan matanya. 

"Aini," jawab saya.

"Iya, ya! Ani, eh, Aini dan Azizah, Om pergi dulu, ya!" kata Papi senang.

"Uh! Kenapa nakke iya tidak ditahu namata kodong!" keluh Aini, karena namanya tidak diingat sama Papi.

Papi pun keluar pagar diantar Mami keluar. Saya dan Azizah terbahak-bahak.

Mami pun masuk lalu mengunci pagar. Ia lalu berkata, "Kamu main-main saja dulu sama Azizah dan Aini, biar Mami masak." 

Saya melanjutkan cerita bersama Azizah dan Aini. Tapi beberapa menit kemudian Mami memanggil saya untuk packing. 

"Saya mau packing dulu."

"Packing memang sebelum berangkat, Bobel. Saya menunggu..." ujar Azizah.

Saya pun masuk kamar, lalu menemukan Mami duduk di ranjang tempat tidur sambil memegang hape. Mami menyuruh saya untuk packing baju-baju saya, handuk, shampo, sabun, dan sikat gigi. 

Saya pun pergi mengambil tas merah muda yang besar lalu saya isi dengan baju-baju yang ingin saya pakai di Parepare dan Pangkep. 

Tapi tiba-tiba  Mami bilang, "Putarlah lagu supaya tidak sunyi."

Saya pun mengambil hape Samsung lipat saya, ambil headset, lalu buka radio, lalu saya memakai mode speaker aktif lalu terputarlah lagu. Saya cari channel Prambors karena di situ lagu-lagunya banyak lagu kesukaan saya, misalnya Blackpink atau BTS. 

Sebenarnya saya lebih suka dengar lagu di Youtube daripada radio. Cuma saya hanya diperbolehkan nonton tv seminggu sekali; hari Minggu hari nonton saya dan cuma dua jam saja, tidak boleh lebih atau kurang. Batas waktu nontonnya kalau lebih, dikurangi waktu nontonnya minggu depan. 

Selesai saya packing barang-barang, saya bilang pada Mami bahwa hanya barang yang belum saya packing adalah celana hitam untuk jalan ada dua dan celana tidur, yang belum saya ambil karena masih basah bagian karet celananya. 

"Oh, oke, duduk-duduklah dengan Azizah sama Aini di depan," ujar Mami.

Saya pun mengambil hape Samsung saya di kamar lalu keluar kamar lalu duduk di samping Azizah. 

"Sudah selesai packingnya?" tanya Azizah.

"Sudah!"

"Weh! Bisakah kita menggambar Bobel!? Bosan!" kata Aini, mengomel.

"Bisa!"

Saya berlari mengambil kertas dengan tiga pulpen. Saya meletakkannya lalu duduk di kursi. Aini usulkan bahwa saya yang menggambar, sedangkan Azizah sama Aini yang mewarnai. Saya setuju. 

Saya pun menggambar wajah geng "Bcan" atau kalau ditulis hurufnya begini "BCAN". Kepanjangan Bcan adalah Azizah, Bobel, Aini, Naura. Maksudnya juga geng Blackpink: Jisoo-Aini, Jennie-Azizah, Rose-Naura, Lisa-Bobel. Itu sebenarnya maksud tipe siapa yang disukai. Saya pernah bertanya pada Azizah, Aini, dan Naura mana yang disukai. Azizah jawab Jennie, Aini jawab Jisoo, lalu Naura jawab Rose, keberuntungan saya juga suka Lisa, jadi saya jadi Lisa. Soalnya gayanya baju gombrang sama pakai celana pendek, makanya saya suka Lisa! 

Selesai saya menggambar satu kertas, Azizah bilang, "Gambar dua lagi!" Satunya buat Aini, satunya lagi buat saya! Saya tanya Aini gambar apa lagi yang mau digambar, tapi Aini bilang gambar orang saja. Saya bilang pada Aini, justru itulah saya mau menggambar yang lain soalnya sudah menggambar manusia, jadi yang lain saja! 

Aini mengusulkan bahwa lebih baik menggambar hewan. Saya pun bertanya pada Azizah mau jadi hewan apa. Dia jawab mau jadi hewan kelinci, sedangkan Aini mau jadi Panda, lalu saya jadi Kucing! Saya pun menggambar kami bertiga jadi hewan. 

Selesai saya menggambar, saya langsung bertanya pada Azizah dan Aini, "Saya tulis nama hewan apa?"

Aini mengusulkan nama aslinya saja. Maksudnya nama kami bertiga saja menamai hewan itu saja. Saya jawab, nama yang lainnya saja, misalnya Pan-pan. Lalu Azizah dan Aini setuju. 

"Azizah mau nama apa?" tanya saya, sambil menaruh pulpen di sela-sela atas telinga. 

"Mong-mong saja! Soalnya lucu didengar," jawab Azizah.

"Kitty saja!" jawab Aini polos.

"Pan-pan saja! Lebih cocok dengan Panda!" kata saya tegas pada Aini. 

"Oke, tapi siapa paling banyak suaranya ditulis nanti," kata Aini.

Saya pun mau menerima tantangannya. Saya dan Aini pun langsung bertanya pada Azizah, mana bagus nama hewannya, "Pan-pan atau Kitty?"

"Pan-Pan lebih bagus daripada Kitty. Soalnya Kitty kedengaran lebih seperti nama kucing..." kata Azizah. Aini pun marah lalu diam.

Akhirnya saya menulis nama hewan yang jadi kami bertiga. 

Selesai saya menggambar, Azizah dan Aini pun meminta alat mewarnai, saya bilang, "Yang pensil warna boleh!"

Saya pun pergi ke kamarku lalu kuambil pensil warna di dalam kotak pouch warna Pink beserta warna Biru muda lalu berlari keluar kamar lalu ke depan teras rumah tempat Azizah dan Aini duduk, lalu kutaruh tempat pensil warna di meja.

Azizah dan Aini langsung membuka resleting tempat pensil warna saya lalu mengambil salah-satu pensil warnaku untuk dipakai mewarnai gambarnya. 

Selesai Azizah dan Aini mewarnai, tiba-tiba adik Azizah yang bernama Jauri datang. Dia membuka pagar, tapi dia masuk tanpa cuci tangan, lalu saya suruh cuci tangan. Jauri pun cuci tangan lalu masuk. 

"Na cari ka' Mama, Jauri? Na panggilka?" tanya Azizah sambil memegang kertasnya.

"Iya, dipanggil makan, Kak..." jawab Jauri sambil berdiri melirik kakaknya.

"Bobel, pulangka dulu, ya, dipanggilka sama Mamaku..." izin Azizah.

"JANGAN! Saya berangkat siang ini! Ini mi waktu kita main sama," saya memohon ke Azizah, menarik tangannya.

"Oke, saya akan lebih lama lagi di sini," kata Azizah sambil menenangkan saya.

Aini selesai mewarnai. Saya pergi mengambilkan kertas untuk Jauri di kamar dan saya berikan Jauri  pensil untuk menggambar.

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer